fishbone
Pada tahun 1953, Kaoru Ishikawa, Profesor dari Universitas Tokyo, meng summary kan diskusi para Insinyur tentang permasalahan kualitas pada suatu pabrik dalam bentuk cause & effect diagram.
Dan inilah pertama kalinya cause & effect diagram diperkenalkan yang akhirnya dipakai secara luas di seluruh perusahaan di Jepang.
Cause & Effect Diagrams
Dilahirkan di Tokyo, anak tertua dari 8 bersaudara dari Ichiro Ishikawa. Tahun 1939 lulus dari Universitas Tokyo dengan gelar sarjana pada bidang applied chemistry.
Cause & Effect Diagrams
Sebagaimana tertera di JIS (Japanese Industrial Control), cause & effect diagram adalah : diagram yang menunjukkan hubungan antara karakteristik kualitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Cause & effect diagram juga dinamakan “fishbone diagram”, karena terlihat seperti tulang ikan.
Kadangkala juga dinamakan “tree” atau “ river” diagram.
Faktor -faktor penyusun karakteristik produk
dapat dikategorikan :
1.The 8 P's : Price, Promotion, People, Processes, Place / Plant, Policies, Procedures & Product (or Service) yang direkomendasikan untuk administrasi dan industri jasa.
2.The 4 S's : Surroundings, Suppliers, Systems, Skills yang direkomendasikan untuk industri jasa.
3.The 6 M's : Machine, Method, Materials, Measurement, Man and Mother Nature (Environment) direkomendasikan untuk industri manufaktur.
Note: pengkategorian terbaru untuk industri manufaktur : Machine, Methode, Man, Material, Management & Environment 5 M & 1E.
Faktor - faktor yang berpengaruh serta krakteristik kualitas seharusnya spesifik, terukur dan dapat terkontrol.
Effect / akibat : Karakteristik kualitas
Causes / sebab - sebab : Faktor - faktor yang berpengaruh
Cause & Effect Diagrams
Langkah pembuatan causes & effect
diagram :
1. Tentukan karakteristik kualitas yang akan diamati, usahakan adanya ukuran untuk masalah tersebut, sehingga perbandingan sebelum dan setelah perbaikan dapat dilakukan.
2. Cari sebab-sebab utama (primary causes) yang berpengaruh pada akibat (effect) dan isi pada kotak - kotak Causes yang ada dipangkal bigbone.
3. Cari sebab-sebab kedua (secondary causes) yang berpengaruh pada sebab-sebab utama (primary causes) sebagai medium bone.
4. Cari sebab-sebab ketiga (tertiary causes) yang berpengaruh pada seba-sebab kedua (secondary causes) sebagai small bone.
5. Setelah tertulis lengkap semua penyebab-penyebabnya, amati penyebab yang paling dominan berdasarkan diagram Pareto.
Apabila analisa tidak dapat dilakukan, pilihlah faktor-faktor penyebab yang diduga paling berpengaruh berdasarkan prinsip brainstorming*. Kemudian lakukan pengamatan lapangan untuk memastikan faktor -faktor yang diduga paling berpengaruh tersebut. Dan susunlah ulang cause & effect diagram tersebut.
*Teknik brainstorming diperkenalkan oleh A.F Osborn dalam bukunya Your Creative Power pada tahun 1948.
SCATTER DIAGRAM
Di dalam kenyataan, seringkali terdapat hubungan antara dua variabel yang saling berhubungan.
Sebagai contoh hubungan antara perubahan kecepatan di proses machining dengan dimensional part, hubungan antara tingkat penjualan dengan banyaknya kunjungan sales, hubungan antara tingkat kerajinan siswa dengan nilai pelajaran dsb.
Dengan scatter diagram, hubungan antara dua variabel diatas dapat dipelajari.
Sehingga diagram scatter didefinisikan sebagai diagram yang mempelajari hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang saling berhubungan, yaitu variabel independent yang biasanya diplot pada sumbu x dan variabel dependent yang biasanya diplot pada sumbu y.
PARETO
Masalah kualitas muncul dalam bentuk “defect”.
Adalah penting untuk melakukan klarifikasi pola distribusi dan menemukan penyebab utama “defect” tersebut.
Jika penyebab utama dari “defect” dapat diidentifikasi, kita dapat menghilangkan hampir dari seluruh masalah “defect” itu sendiri, yaitu dengan memusatkan perhatian pada penyebab-penyebab utama ini.
Pada tahun 1897, ahli ekonomi & sosiologi Italia Vilfredo Pareto mempresentasikan formula distribusi dari kekayaan berbagai negara.
Teori yang serupa disampaikan oleh ahli ekonomi US M.C. Lorenz pada tahun 1907.
Keduanya menekankan bahwa sebagian besar dari kekayaan atau kemakmuran hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk / negara.
Dalam bidang Quality Control, Dr. J. M. Juran (pakar manajemen kualitas) mengaplikasikan metode diagram Lorenz’s sebagai formula untuk mengklasifikasikan masalah kualitas kedalam “vital few”(sedikit tapi penting) dan “the trivial many” (banyak tapi tidak penting) & menamakannya Analisa Pareto.
Hal ini dikenal dengan aturan “ vital view and trivial many” atau 20 % dari sesuatu bertanggungjawab akan 80% hasil-hasilnya.
Penekanannya adalah : dalam banyak kasus, sebagian besar masalah defect, hanya disumbang oleh sebagian kecil penyebab utama. (Prinsip 80/20)
Bagaimana membuat Pareto Diagram :
Langkah 1 :
a.Memutuskan masalah yang akan diselidiki
Mis : Item defect, kerugian keuangan, kejadian kecelakaan.
b.Menentukan data apa yang diperlukan dan bagaimana untuk mengklasifikasikannya
Mis : berdasar tipe data, lokasi, proses, mesin, pekerja dsb
c.Menentukan metode pengumpulan data dan periodenya
Langkah 2
Merancang lembar pengisian data.
Langkah 3
Mengisi lembar pengisian data dan menghitung jumlah total pencatatan. (Tabel 3.1)
Langkah 4
Membuat daftar data sheet untuk diagram Pareto yang berisi tipe defect, jumlah defect, nilai kumulatif defect, persentase defect & persentase kumulatif defect.
Langkah 5
Susunlah item defect berdasarkan jumlah,
dan mengisi daftar data sheet untuk diagram Pareto.
Note : Item defect “others” harus diletakkan di bagian bawah, tidak perduli berapapun besarnya. Hal ini disebabkan “others” terdiri dari berbagai komponen defect yang secara nilai lebih kecil dibandingkan dengan item defect yang sudah didefinisikan.
Langkah 6
a.Gambar dua sumbu vertikal dan horisontal.
b.Bagi sumbu vertikal sisi kiridengan skala dari 0 sampai sejumlah total number defect.
c.Bagi sumbu vertikal sisi kanandengan skala dari 0% ke 100%.
d.Bagi sumbu horisontal dengan jumlah interval
sesuai dengan tipe defect.
Langkah 7
Buat diagram batang. Item defect yang mempunyai jumlah terbanyak diurut dari kiri ke kanan, tempatkan others di bagian paling kanan.
Langkah 8
a.Gambar Kurva Kumulative (Kurva Pareto).
b.Tandai nilai kumulatif (kumulatif total atau kumulatif %), di sebelah kanan interval masing-masing item defect, dan hubungkan dengan garis.
Langkah 9
a.Tulislah hal-hal yang dianggap perlu pada diagram Pareto :
b.Hal yang berhubungan dengan diagram : seperti title, nama pembuat diagram pareto dsb.
c.Hal yang berhubungan dengan data : periode, subyek dan tempat pengambilan data serta total jumlah data yang diambil.
Ada 2 tipe diagram Pareto :
1.Diagram Pareto berdasar kejadian / hasil yang terjadi:
Adalah diagram yang berkaitan dengan hasil yang tak diinginkan, dan dipakai untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab utama permasalahan :
a.Quality : defect, kegagalan, complain, part kembalian, repair.
b.Cost : nilai kerugian, pengeluaran
c.Delivery : stock shortage, delivery tertunda, default pembayaran
d.Safety : kecelakaan, kelalaian
2. Diagram Pareto berdasarkan penyebab :
Adalah diagram yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab defect yang ditemukan di proses produksi, dan digunakan untuk mencari tahu penyebab utama defect tersebut :
a.Operator : shift, grup, umur, pengalaman, ketrampilan, kepribadian
b.Mesin : mesin, peralatan, instrumentasi
c.Material mentah : manufaktur, lot
d.Methode : instruksi kerja, SOP
Kegunaan Diagram Pareto :
1.Menunjukkan persoalan utama.
2.Menyatakan perbandingan masing masing persoalan terhadap keseluruhan.
3.Menunjukkan perbandingan sebelum dan setelah perbaikan.
4.Untuk prioritas penyelesaian persoalan