Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Anak. Tampilkan semua postingan

Kenapa Anak Sering Sakit? Inilah Penyebanya!


gaktahu - Sebagai orang tua yang begitu sayang kepada anak. Kita sering memerhatikan buah hati bahkan sampai mengenali kebiasannya. Ya, salah satunya kebiasaan buruk yang dimana sang anak gampang sekali terkena penyakit (sakit-sakitan).

Seringkali kita bertanya-tanya, Menapa Anak Saya Gampang Sakit?

Kalimat ini pastinya tak asing lagi, atau bahkan mungkin Anda pernah mengalaminya. Banyak ibu khawatir bila anaknya sering sakit. Kebanyakan anak, terutama saat pertama kali memasuki lingkungan baru seperti tempat penitipan anak (daycare) atau sekolah, menjadi sering sakit. Rata-rata anak demikian akan mendapatkan infeksi 12-14 kali pertahun (baik batuk pilek atau diare). Hal ini disebabkan anak terekspos banyak kuman baru.

Semakin lama, anak akan membangun imunitas atau perlindungan terhadap infeksi dan menjadi lebih jarang sakit. Anak yang baru masuk preschool misalnya bisa jadi lebih sering sakit ketika awal-awal masuk sekolah dan jika masing masing infeksi berlangsung satu minggu, si anak tampaknya seperti sering sakit.

Kapan perlu khawatir? 

Penting untuk mengetahui apakah ada masalah yang menyebabkan anak lebih rentan sakit dibanding anak lain. Seperti penyakit kekurangan daya tahan tubuh, penyakit TBC, atau penyakit kronis lainnya. Perlu diperhatikan apakah anak-anak ini tumbuh normal baik berat badan atau tinggi badan sesuai umurnya.

Petunjuk lain adalah apakah infeksinya berat hingga mereka harus dirawat misalnya sakit pneumonia, radang otak, infeksi pada darah (sepsis). Pada kebanyakan kasus, infeksi tidaklah serius dan biasanya sembuh sendiri. Pola ini mengarahkan kita kalau anak tak punya masalah yang mendasari. Jika ada kecurigaan terjadi sesuatu yang lebih serius, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya tes laboratorium atau foto rontgen.

#Belajar mengenal kuman 

Anak-anak lebih mudah terekspos dengan kuman karena mereka tak menyadari betapa mudahnya kuman menempel di tangan atau bermain terlalu dekat dengan teman bisa membuat mereka tertular.

Dengan begitu banyaknya kuman beredar, bagaimana melindungi tubuh? Tubuh sebenarnya sudah dibekali berbagai sistem pertahanan: mulai dari lapisan kulit yang utuh, saluran napas seperti bulu hidung, lapisan luar saluran napas, saluran pencernaan seperti asam lambung dan gerakan usus, hingga sel darah putih dan antibodi dengan berbagai caranya mencegah dan melawan kuman.

Bila pertahanan pertama tak “mempan”, kuman akan mencari sel tubuh untuk berkembang biak. Umumnya penyakit akan muncul di organ tempat kuman itu berdiam. Misalnya kuman rotavirus yang berdiam di usus akan menimbulkan diare, kuman rhinovirus yang menyukai area hidung akan menyebabkan sakit pilek.

Kuman RSV (Respiratory Synscytial Virus) "gemar" berdiam di saluran napas bawah dan menyebabkan sakit seperti asma pada bayi kecil. Bakteri tertentu juga bisa menyerang beberapa organ, seperti Streptococcus pneumoniae yang bisa sebabkan radang telinga, radang paru-paru, hingga otak. Sebagian kuman juga mengeluarkan racun yang membuat tubuh jadi lebih sakit. Tak lupa, sistem imun terkadang menimbulkan rasa sakit dan demam.

Hebatnya, sistem imun memiliki “ingatan kuat” atau memori hingga sekali melawan kuman, mereka akan ingat terus dan berlipat ganda bila suatu saat ada kuman yang sama. Ini disebut imunitas dan merupakan dasar pemberian vaksin untuk cegah si kecil dari penyakit berat.

Kapan disebut sering sakit? 

Hingga usia 1 tahun, anak bisa sakit 8-12 kali pertahun. Selanjutnya, anak sakit rata-rata 6-8 kali. Biasanya penyakit yang menyerang bukanlah penyakit berat, paling-paling sakit batuk pilek, diare, atau penyakit flu lainnya.

Ketika anak beranjak besar, mereka punya kesempatan untuk membangun imunitas terhadap berbagai penyakit, hingga makin jarang sakit. Karena kebanyakan penyakit bersifat musiman, misalnya awal musim kemarau atau saat musim hujan, jumlah penyakit biasanya meningkat pada bulan-bulan tersebut, memberi kesan anak kelihatan sering sakit.

Perhatikan! 

# Makin kecil anak, makin rentan terserang penyakit. Semua sakit pada anak di bawah 3 bulan terutama dengan demam tinggi harus dikonsultasikan ke dokter. 
# Bedakan penyebabnya, bakteri atau virus? Bakteri merupakan mikroorganisme kompleks dan dibasmi dengan antibiotika. Sedangkan virus amat sederhana, hanya mengandung sedikit molekul protein dan dapat sembuh sendiri. Mengapa anak begitu mudah terserang virus? Karena begitu banyak virus yang ada di dunia ini. Ada sekitar 100 tipe rhinovirus penyebab batuk pilek, lebih dari 60 tipe enterovirus penyebab diare, dan banyak lagi.

Referensi: 
Smith KR, Sarmet JM, Romieu I, Bruce N. Indoor Air Pollution in developing countries and acute lower respiratory infections in children. Thorax 2000;55:518-532 
Rylander R. Environmental Risk Factors for Respiratory Infections. University of gothenburg. 2000
Berhman RE, Kliegman RM. Textbook of Pediatrics. 1996

Kenapa Anak Sering Muntah-Muntah? Baca Ini!


gaktahu - Penyebab seringnya muntah pada anak seringkali membuat orang tua kebingungan dan panik yang terus menjadi. Saran kami tenangkan diri anda dan teruslah berpikir positif. Salah satunya dengan mencari informasi di internet. 

Jangan terlalu terburu-buru juga ketika anda anda mengalami muntah-muntah, di takutkan akan terjadi kesalahan asupan makanan lain yang tentunya akan memperparah gejalanya. Banyaknya faktor yang ada mengharuskan anda sangat berhati-hati mengambil kesimpulan dan jika masih bingung segeralah berobat ke dokter terdekat. 

Nah dibawah ini adalah informasi yang kami rangkum dari berbagai sumber tentang Penyebab Muntah-Muntah Pada Anak.

1. Infeksi virus dan gastroentritis akut

Penyebab paling sering adalah infeksi virus di antaranya adalah gastroenteristis akut biasanya oleh virus khususnya rotavirus. Infeksi diare pada anak paling sering disebabkan karena infeksi rotavirus. Infeksi diare karena rotavirus ini sering diistilahkan muntaber atau muntah berak. Gejala infeksi rotavirus atau virus lainnya berupa demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3-7 hari. 

Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan kematian. Infeksi virus bukan rotavirus biasanya hanya terdapat keluhan muntah sering tanpa diikuti diare yang hebat

2. Penderita alergi dan hipersensitif saluran cerna

Pada anak penderita alergi khususnya dengan gastrooesephageal refluks. Pada penderita ini, biasanya keluhan muntah atau gumoh sering saat usia di bawah usia 6- 12 bulan. Setelah usia itu keluhan berangsur berkurang dan akan membaik palaing lama setelah usia 5-7 tahun. Pada umumnya usia 3-6 bulan muntah hanya 2-5 kali perhari dan kan membaik dengan pertambahan usia. Serangan gangguan muntah akan lebih berat saat terjadi infeksi saluran napas atau infeksi virus lainnya. 

Keluhan infeksi virus biasanya disertai keluhan demam, badan hangat, badan pegal, nyeri otot, sakit kepala, nyeri tenggorokan, batuk atau pilek. Makanan pada penderita alergi makanan bisa menyebabkan muntah tetapi hanya lebih ringan dan dalam beberapa saat akan berkurang. Penderita alergi dengan GER biasanya disertai dengan alergi pada kulit, hidung dan saluran napas.

3. Stenosis pilorus 

Ini merupakan gangguan yang terjadi pada bayi berupa penyempitan pada bagian ujung lubang tepat makanan keluar menuju ke usus halus. Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah kecil makanan bisa masuk ke usus, selebihnya akan dimuntahkan sehingga anak mengalami penurunan berat badan. Kondisi ini biasanya menyebabkan "muntah proyektil" sangat kuat dan merupakan indikasi untuk operasi mendesak.

4. Obstruksi usus (sumbatan pada saluran cerna)

5. Terlalu banyak makan

6. Peritonitis (radang pada selaput perut yang membungkus seluruh organ perut dan membatasi rongga perut)

7. Ileus (berhentinya untuk sementara kontraksi normal dinding usus)

8. Kolesistitis (peradangan pada kandung empedu), pankreatitis(peradangan pada pankreas), usus buntu, hepatitis (peradangan pada hati)

9. Keracunan makanan

10. Sistem sensorik dan otak 

Penyebab dalam sistem sensorik di antaranya adalah gerakan, motion sickness (yang disebabkan oleh overstimulation dari labirin kanal-kanal telinga), dan penyakit ménière (kelainan yang memengaruhi bagian dalam telinga). Penyebab di otak di antaranya, gegar otak, perdarahan otak, migrain, tumor otak, yang dapat menyebabkan kerusakan kemoreseptor dan intrakranial jinak hipertensi dan hidrosefalus.

11. Gangguan metabolik

Ini mungkin mengganggu baik pada perut dan bagian-bagian otak yang mengkoordinasikan muntah, hypercalcemia (kadar kalsium tinggi), uremia (penumpukan urea, biasanya karena gagal ginjal), adrenal insufisiensi, hipoglikemia dan hiperglikemia.

12. Hiperemesis (mual berlebihan pada saat kehamilan), morning sickness.

13. Reaksi obat 

Muntah dapat terjadi sebagai respon somatik akut, efek dari alkohol, opioid, selective serotonin reuptake inhibitor. Banyak obat kemoterapi dan beberapa entheogen (seperti peyote atau ayahuasca) menyebabkan muntah.

14 Penyakit akibat virus norwalk, flu babi dan berbagai penyakit infeksi lainnya.

15. Lain-lain:

- Gangguan makan (anoreksia nervosa atau bulimia nervosa)
- Untuk menghilangkan racun tertelan (beberapa racun tidak boleh dimuntahkan karena mereka mungkin lebih beracun ketika dihirup atau disedot, karena lebih baik untuk meminta bantuan sebelum menginduksi muntah)
- Beberapa orang yang terlibat dalam pesta minuman keras akan mengalami muntah guna memberi ruang dalam perut mereka untuk konsumsi alkohol lebih lanjut.
- Pasca operasi (mual dan muntah pasca operasi)
- bau atau pikiran (seperti materi membusuk, muntah orang lain, memikirkan muntah), dll
- Nyeri ekstrim, seperti sakit kepala yang intens atau infark miokard (serangan jantung)
- Kekerasan, emosi
- Sindrom muntah siklik (Cyclic Vomiting Syndrome/CVS) (kondisi buruk-dipahami dengan serangan muntah)
- Dosis tinggi radiasi pengion kadang-kadang akan memicu refleks muntah di korban
- Batuk, cegukan, atau asma
- Gugup
- Melakukan aktivitas fisik (seperti berenang) segera setelah makan.
- Dipukul keras di perut.
- Kelelahan (melakukan latihan berat terlalu banyak dapat menyebabkan muntah tak lama kemudian).
- Sindrom ruminasi, gangguan kurang terdiagnosis dan kurang dipahami yang menyebabkan penderita memuntahkan makanan yang tak lama setelah dikonsumsi.


Sekian ulasan mengenai Penyebab Muntah-Muntah Pada Anak yang bisa kami sampaikan. Semoga menjadi referensi yang berguna bagi anda.