Tampilkan postingan dengan label Tips Keluarga Anda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Keluarga Anda. Tampilkan semua postingan

Cara Efektif Mengasah Perkembangan Berpikir Balita



Halo Kali ini admin Indoaffiliasi akan mengulas info yang bermanfaat tentunya. Di simak yaaa ^_^..

Agar si kecil bisa belajar bernalar sedini mungkin, rancanglah berbagai kegiatan baginya. Perhatikan dengan cermat tahapan perkembangan kognitifnya.


Apakah Anda seperti Jenny yang selalu kesal jika Adri, putranya, membuka-buka isi tas tangannya dan mengeluarkan semua benda di dalamnya?



Tapi, tunggu dulu. Tidakkah Anda ingin tahu mengapa si kecil melakukan itu? Jangan remehkan anak, meski masih kecil, pikirannya berproses.



Upaya si kecil mengasah kemampuan kognitifnya, bisa jadi, membuat Anda kesal karena rumah jadi berantakan atau Anda cemas karena ia mengutak-utik benda berbahaya. Tapi, tak perlu buru-buru melarang si kecil. Apa yang dilakukannya itu mengasah pikirannya, menjadikannya lebih pintar.



Belajar berpikir bersama orang sekitar



Begitu lahir anak melakukan interaksi dengan lingkungannya. Ketika ia menangis, ibu menghampiri untuk melihat apakah popoknya basah, dan kemudian menggantinya. Dari interaksi ini anak mulai paham bahwa ia dapat melakukan sesuatu untuk memperoleh yang diinginkannya.



Meski periode pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ) anak dimulai sejak berusia 3 bulan dalam rahim ibu namun, setelah lahir, aktivitas berpikir ini merupakan proses sosial. Jadi anak belajar berpikir bersama orang-orang di sekitarnya.



Kemampuan kognitif adalah proses kegiatan akal budi untuk mengetahui sesuatu. Proses berpikir anak terjadi ketika ia gembira, ketika mengenali wajah ibu atau ayahnya, atau ketika ia bisa menuangkan apa yang dilihatnya dalam dunia nyata ke dalam gambar.
Yang jelas, dengan memahami cara manusia bernalar, Anda juga dapat merancang kegiatan apa yang sesuai bagi si kecil sesuai usianya ( Lihat boks: Tahap Perkembangan Logika Balita ).



Daya nalar berkembang



Pernahkah Anda melihat si satu tahun asyik meneliti mainan yang dipegangnya? Selama berapa lama ia seperti tak bisa lepas dari benda itu. Memang, sebuah proses berpikir tengah terjadi di benaknya.



Jean Piaget , [J1] pakar psikologi perkembangan dari Swiss, mengungkap bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai berikut.






Bayi memiliki gerak refleks. Dengan bertambahnya usianya dan perkembangan keterampilan fisik dan emosi-sosialnya, refleks perlahan digantikan gerak yang merupakan hasil dari proses berpikir anak. Gerakan ini semakin kompleks dari hari ke hari. Si kecil tahu ia melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu. Ketika Anda memberikan puting susu, misalnya, ia membuka mulutnya sesuai ukuran puting.






Bayi mulai memahami “sebab-akibat”. Ia, misalnya, akan tertawa-tawa senang ketika Anda menggodanya.






Bayi mulai suka membuang-buang mainannya karena tahu Anda akan segera mengambilkannya. Ia sedang mengeksplorasi lingkungannya untuk mengetahui bagaimana benda yang dibuangnya bisa kembali kepadanya. Jika tak membahayakan, tak perlu melarang segala tingkahnya.






Sejak ulang tahunnya yang pertama, ia mulai bisa mengenali sebuah benda meski benda itu tak lagi ada di hadapannya.. Ia juga mulai mengenali benda yang tidak kongkret. Pada akhir tahap sensor motorik ini, keterampilan berbahasa si kecil mulai tampak. Ia bisa melakukan komunikasi. Dengan mengajaknya bercakap dan mengeksplorasi keterampilan bahasanya, anak semakin terampil menerima, menyimpan dan mengolah informasi yang diterimanya. Keterampilan ini merupakan aspek penting dalam berlogika
Rasa ingin tahu yang besar



Mulai umur dua tahun, perkembangan keterampilan motoriknya mendorong daya nalarnya berkembang lebih pesat lagi. Rasa ingin tahu akan dunia sekelilingnya meningkat. Dan, ia berusaha keras memenuhi keingintahuannya. Rangsang apa yang bisa Anda berikan?



* Beri anak rumah imajiner, yang terbuat dari dua kursi yang ditutupi



selimut. Ia bisa berjam-jam menghabiskan waktu untuk bermain dalam ‘rumah’nya itu.



* Mintalah kakak mengajak adik bermain boneka tangan bersama. Selain melatih imajinasi, keterampilan bahasa si kecil pun berkembang. Permainan pura-pura seperti ini membantu si kecil menarik benang merah antara dirinya dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Di kemudian hari permainan ini membantu anak berani berpikir dengan perspektif berbeda.
Lewat pengalaman sehari-hari



Dunia sekitar masih menjadi objek eksplorasi yang sangat kaya bagi anak. Apa yang bisa Anda lakukan bersamanya?



* Tumbuhan, batu, binatang, angin atau udara bisa menjadi materi belajar yang mengasyikkan baginya. Ajaklah si kecil ke kebun di depan. Tunjukkan padanya bagaimana tumbuhan bertumbuh, terus berkembang hingga akhirnya berbunga dan berbuah. Mengenal proses hidup tumbuhan merangsang daya nalar anak akan siklus kehidupan dan membuatnya menghargai kehidupannya sendiri.



* Anak juga bisa belajar dari air. Ia dapat mengambil air dengan gelas lalu menuangnya ke gelas lain. Melalui kegiatan ini ia bisa paham bahwa bentuk air akan berubah bila diletakkan di sebuah bentuk yang berbeda. Ajaklah ia berdiskusi tentang hal itu.



* Bermusik juga bisa mengasah daya nalar anak. Lihat bagaimana ia menggerakkan tangan dan kakinya mengikuti irama. Dari sini dapat kita lihat bahwa pesan yang disampaikan telinganya diolah oleh pikirannya untuk kemudian menentukan gerakan mana yang sesuai dengan musik yang sedang terdengar. Ini adalah sebuah proses bernalar yang rumit.



* Kenalkan si kecil pada konsep matematika melalui berhitung. Ia senang bila berhasil membuat kategori. Ajaklah anak membuat pola, misalnya mengelompokkan piring dengan piring, gelas dengan gelas, atau membuat pengelompokan berdasarkan warna.



* D i usia lima tahun, ia bisa menggunakan bahasa bilangan, seperti mengenal konsep angka dengan menghitung jumlah barang yang ada di depannya. Ajaklah si kecil bermain tebakan dengan menggunakan konsep bilangan yang mulai dikuasainya itu. Ajaklah ia menyusun potongan-potongan puzzle menjadi sebuah bentuk sederhana. Kegiatan yang mengasah keterampilan kognitif ini memberinya rasa percaya diri jika ia berhasil menyelesaikannya.



Melihat begitu pesatnya perkembangan berpikir si kecil, Anda patut berbangga. Kebahagiaan Anda menemani si kecil menjalani masa emas periode tumbuh kembangnya mengantar si kecil bak ulat yang menjadi kupu-kupu untuk terbang ke angkasa!

Sekian artikelnya bunda. Semoga Bermanfaat yaa.


Permainan Origami Untuk Perkembangan Anak

Halo, selamat datang di artikel Permainan Origami Untuk Perkembangan Anak. Di simak yaa bunda... ^_^

Origami memang bukan hanya mainan anak-anak, seperti yang telah dinyatakan oleh seniman origami dari Kanada Josep Wu pada pertemuan origamer dunia di Tokyo. Namun tak dipungkiri bahwa origami memang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Sebagian di antara model origami jelas sangat disukai mereka dan juga sangat sesuai dengan dunia anak.


Aktifitas origami itu sendiri ternyata juga sangat disenangi oleh hampir semua anak-anak. Maka bagi orang tua yang sudah mengerti manfaat dan nilai positifnya bagi mereka, tentu tidak akan melewatkan aktifitas, sarana dan kesempatan ini begitu saja. Berikut ini beberapa alasan dan sekaligus manfaat berorigami untuk mereka yang akan admin indoaffiliasi bahas.

1. Anak belajar meniru/mengikuti arahan
Ketika seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua, instruktur, maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.

2. Anak belajar berkreatifitas
Origami memang dunia kreatifitas. Begitu banyak model origami, baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.

3. Anak belajar berimajinasi
Model origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk dan benda-benda kebutuhan hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model-model kehidupan. Namun ia juga kadang begitu abstrak sehingga lebih diperlukan imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi melalui origami ini. Apalagi ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.

4. Anak belajar berkarya (seni)
Origami adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni di sini bisa diartikan dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya (teknik dan cara melipatnya, prosesnya pada setiap tahapan, dsb), yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual art). Penggunaan jenis ragam dan warna kertas akan menjadikan model yang juga berbeda, termasuk komposisi yang diinginkannya.

5. Anak belajar menghargai/mengapresiasi
Bicara soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan. Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.

6. Anak belajar membuat model
Origami adalah melipat kertas untuk membuat suatu model. Maka ketika seorang anak berorigami, ia sedang belajar membuat dari selembar kertas (atau lebih) menjadi sebuah model sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya. Model dalam origami sangatlah banyak dan terus berkembang seiring dengan karya-karya baru yang dihasilkan oleh para pelipat. Namun model origami yang disukai anak biasanya adalah model origami tradisional yang berupa mainan (miniatur) binatang, pesawat (anak laki-laki), rumah dan alat rumah tangga (anak wanita) dan sebagainya. Model origami untuk anak ini, biasanya terdiri dari lipatan sederhana dengan sedikit tahapan dalam diagramnya. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang anak yang telah banyak mencoba jenis lipatan akan bisa membuat model origami yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Semakin banyak mencoba jenis lipatan, seorang anak tentu dapat membuat model origami lebih banyak lagi.

7. Anak belajar membuat mainannya sendiri
Banyak model origami yang dapat digunakan untuk bermain anak, misalnya kodok lompat, piring terbang, bola besar, pesawat-pesawat terbang, perahu, kuda berputar, suara tembakan, baling-baling, model peralatan rumah mulai lemari, kursi, meja dipan, dan lain-lain. Model-model itu umumnya dapat cukup dibuat dari selembar kertas saja. Untuk model tertentu yang berukuran besar bisa menggunakan kertas koran, seperti untuk membuat topi, bola besar, pesawat dan lain-lain. Perlu digaris-bawahi bahwa dalam berorigami, melipatnya itu sendiri adalah bagian dari bermain, setelah menjadi model, juga dapat dimainkan baik sendiri atau bersama.

8. Anak belajar membaca diagram/gambar
Belajar origami, selain melalui bimbingan seorang guru atau instruktur, dapat pula melalui animasi atau melalui diagram dari sebuah buku origami. Jadi seorang anak dapat membuat origami dengan mengikuti diagram yang ada dalam buku, meski harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Ini diharapkan agar anak tidak kesulitan untuk menyelesaikannya. Bahkan dianjurkan, bila kemampuan sang anak masih tahap pemula, baiknya senantiasa didampingi orang dewasa, agar ketika mendapat kesulitan ada yang membantu untuk menyelesaikannya. Yang pasti, semakin sering anak berlatih melalui diagram-diagram yang ada, maka akan meningkat pula kemampuan membaca diagramnya termasuk pengenalan terhadap jenis lipatan yang digunakan. Proses membaca diagram akan merangsang logikanya untuk memikirkan rangkaian tahapan hingga selesai.

9. Anak belajar menemukan solusi bagi persoalannya
Sebuah diagram origami terdiri dari beberapa tahapan, dimana setiap tahapannya merupakan rangkaian persoalan-persoalan lipatan yang beraneka ragam. Ketika seorang anak membuat origami dengan cara mengikuti alur sebuah diagram, sebetulnya dia sedang menghadapi persoalan pada setiap tahapan diagram itu. Bilamana dia berhasil mengikuti tahap demi tahap, artinya ia dapat menyelesaikan persoalan origami. Pada saat seperti itu, untuk anak umur tertentu akan berjalan logikanya, bagaimana mengikuti, membaca gambar, dan menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Bahkan jika sudah mulai membuat karya sendiri, ia akan berusaha mencari solusi, hingga berhasil membentuk sebuah model origami yang diharapkan. Tentu ini latihan yang sangat baik bagi anak untuk belajar memecahkan persoalannya.

10. Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis
Satu di antara yang sangat menentukan keindahan model origami adalah yang disebut dengan proporsi bentuk (perbandingan bentuk). Mengapa model ini atau itu mirip bentuk tertentu adalah karena teori proporsi. Tingkat keindahan sebuah model origami (meski sudah jelas modelnya) adalah juga sangat terletak pada proporsi ini. Di sisi lain jenis lipatan origami tradisional umumnya merupakan jenis lipatan berdasarkan teori matematis, artinya bukan asal lipatan (berbeda dengan banyak teknik untuk model-model kontemporer). Dengan demikian, aktifitas origami dapat membimbing seorang anak untuk mengenal konsep perbandingan bentuk dan sekaligus konsep matematis.

nah bagaimana bunda? Sekian dulu ya artikelnya, semoga bermanfaat.



Kata Pencarian Lainnya

Manfaat Origami Bagi anak
Permainan Terbaik Bagi Anak
Permainan Mendidik Untuk Anak
Permainan Bermanfaat untuk anak
Manfaat Permainan Origami

Cara Efektif Membuat Anak Suka Dengan Belajar?


Halo, Selamat datang di artikel Cara Efektif Membuat Anak Suka Dengan Belajar? Yuk di Simak bunda...^_^

Beberapa tips di bawah ini SANGAT MENENTUKAN dan EFEKTIF diterapkan supaya anak SUKA BELAJAR:


1. SUASANA YANG MENYENANGKAN adalah SYARAT MUTLAK yang diperlukan supaya anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan. 

2. Membuat ANAK SENANG BELAJAR adalah JAUH LEBIH PENTING daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.

3. Kenali tipe dominan CARA BELAJAR ANAK, apakah tipe AUDITORY (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), VISUAL (melihat) ataukah KINESTHETIC (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.

4. Belajar dengan JEDA WAKTU ISTIRAHAT setiap 20 menit akan JAUH LEBIH EFEKTIF daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.

5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi SANGAT ANTUSIAS dan SEMANGAT untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.

Sekian dulu artikelnya ya, semoga bermanfaat. 



kata Pencarian Lainnya


Tips Membuat Anak Suka Belajar
Trik Membuat anak Suka Belajar
Cara Membuat anak Senang Belajar
cara membuat anak suka belajar
cara Efektif membuat anak suka belajar
Tips efektif agar anak suka belajar

Merancang Pendidikan Anak Usia Dini

Halo, Selamat datang di artikel Merancang Pendidikan Anak Usia Dini. Admin Indoaffiliasi Akan Mengulas Dengan senang hati untuk anda. Disimak Yaaa.

Berfokus pada pendidikan anak Anda telah menjadi hal yang lebih penting sekarang daripada sebelumnya. Anda tidak hanya memastikan bahwa anak-anak Anda pergi ke sekolah terbaik tetapi juga memastikan bahwa pendidikan mereka menyediakan mereka dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk masa depan.
Banyak orang tua merasa sulit untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka, terutama untuk orang tua yang bekerja. Tapi orang tua harus bersedia berkorban demi kemajuan pendidikan anaknya. Lihatlah beberapa tips berikut ini yang akan membantu Anda memastikan bahwa anak Anda menerima jenis pendidikan yang diajarkan dengan benar.

Pertama, Anda harus memahami kemampuan anak Anda. Anda perlu memahami kemampuan mereka sebelum Anda mulai mengajari mereka sesuatu yang baru. Setiap anak memiliki kebutuhan, kemampuan dan kekuatan yang berbeda. Sangat penting untuk memahami anak Anda sendiri dan tidak membandingkannya dengan anak-anak yang lain. Beberapa anak mungkin memiliki kecepatan belajar yang lebih lambat dibandingkan dengan orang lain dan sebagai orang tua, Anda akan perlu mengidentifikasi itu. Luangkan waktu bersama anak Anda untuk memahami dirinya dan keterampilannya serta menilai seberapa tajam dia dalam memilah hal-hal baru. Anda harus memahami mereka jika Anda benar-benar ingin mereka belajar bisa belajar dengan baik.

Pastikan bahwa lingkungan tempat anak Anda belajar adalah lingkungan belajar yang baik. Lingkungan sangat mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk belajar. Anak membutuhkan lingkungan yang memungkinkan dia untuk berkonsentrasi. Bermain dan belajar harus seiring sejalan, sehingga harus ada beberapa kegiatan bermain bersama dan beberapa kegiatan pendidikan.

Pastikan bahwa anak Anda aman. Jangan memarahi mereka jika mereka membuat kesalahan, karena kesalahan adalah langkah pertama untuk memperbaiki kesalahan. Biarkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka. Ini membantu mereka belajar progresif dan memperkuat landasan pendidikan mereka. Cobalah untuk menjaga kepentingan mereka dengan membuat proses belajar menyenangkan.
Membantu anak berprestasi dengan meningkatkan kemampuan mereka. Membuat mereka belajar untuk mengharapkan lebih dari apa yang mereka bisa. Dorong mereka untuk menjadi lebih baik tetapi jangan sampai terlalu memaksa mereka. Pikirkan kemampuan anak untuk menjadi lebih baik dan kemudian menetapkan batas yang realistis bagi mereka untuk mencapainya.

Jika Anda benar-benar ingin anak Anda belajar, Anda perlu bersabar. Pikiran anak-anak masih berkembang dan Anda harus memberi mereka waktu. Anda harus konsisten dalam usaha Anda dan harus mengajar mereka bukan untuk kepentingan itu, tapi untuk memastikan bahwa mereka belajar sesuatu. Membangun ikatan positif dengan anak Anda sehingga dia merasa nyaman belajar dengan Anda. Jika Anda terlalu sibuk atau bersikap kasar kepadanya, anak Anda mungkin akan takut kepada Anda. Ini akan menghambat proses belajar dan anak mungkin akan kehilangan minat dalam pendidikannya.



Kata Pencarian Lainnya


Tips Trik Membuat Anak Cerdas dan Pintar di Sekolah


Halo, Selamat datang di artikel Tips Trik Membuat Anak Cerdas dan Pintar di Sekolah. Di simak ya artikel dari Admin Indoaffiliasi ini ^_^

Memiliki anak yang pintar disekolah pasti idaman semua orang tua.Anak yang cerdas dan pintar disekolah bukan datang dengan serta merta, perlu pendekatan khusus dan waktu luang orang tua untuk mendampinginya belajar.Untuk itu, tentu saja orang tua harus rela berkorban untuk meluangkan waktu bagi anak.Jadi tak cukup hanya mendapat bimbingan guru disekolah/les saja, peran orang tua dirumah juga sangat penting bagi perkembangan belajarnya.


1.Jangan dipaksa
Biarkan anak berkembang dan berikanlah ia waktu.Jangan suka memaksa atau memberi target kepada anak.Anda hanya bisa memberi dorongan untuk menjadi lebih baik.Berikan reward jika anak sukses dalam ujian misalnya, asalkan rewardnya yang positif dan menunjang mereka.Jangan pula menakuti, misalnya "Awas jika kamu tidak masuk sepuluh besar".Bentuk menakuti anak seperti itu bukannya akan mendorong anak menjadi pintar, justru ia akan menjadi was-was dan kesulitan memecahkan soal saat ujian.



2.jangan ajari mencontek
Jika anak bertanya langsung apa jawaban suatu soal PR, jangan serta merta diberi tahu jawabannya secara langsung.Berikan ia minat belajar dengan cara menyuruhnya kembali untuk membaca materi pelajarannya.Jika itu soal hitung-hitungan,berikan cara yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal dengan contoh soal yang lain.Langsung memberitahu jawabanya sama artinya mengajari anak untuk mencontek, sehingga ia sulit akan berkembang.



3.Ajarkan hal hal baru
Jika anak anda pulang sekolah membawa hal hal baru, maka anda sebagai orang tua harus bisa mengajarkan tentang hal baru tersebut.Untuk itu orang tua juga harus rela mencari pengetahuan yang benar untuk kemudian diajarkan kembali kepada anak.



4.Dampingi anak belajar
Mendampingi anak belajar bukan berarti ikut mengerjakan soal PR si anak.Anak usia dini hanya butuh arahan dan dorongan dari orang tuanya, seperti bagaimana cara menyelesaikan soal yang benar.Bantulah memecahkan masalah mengenai soal pelajaran mereka, jika memang anak betul-betul tak mampu menyelesaikannya.



5.Kenali kemampuan anak
Setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda, ada yang lebih cepat memahami sesuatu dan ada juga yang lebih lambat.Untuk itu jangan suka membandingkan anak anda dengan anak lain, hal ini akan membangun sifat minder dan mudah menyerah.Kenali kemampuan anak anda, berikan dorongan sesuai kemampuannya daripada membandingkannya dengan si ini atau si itu.



6.Ingatkan
Biasanya anak menyukai sesuatu yang lebih menarik misalnya bermain game atau nonton televisi, sehingga seringkali lupa jika ada PR atau waktunya belajar.Jika waktunya belajar, ingatkan dia jika sudah waktunya belajar.Namun jangan membentak jika agak membandel, perlu kesabaran untuk membujuknya baik-baik.Suka membentak anak untuk memaksa nya berlajar bukanlah hal baik, sebab akan mempengaruhi suasana hatinya ketika belajar.Jika suasana hatinya tidak baik, walau mau belajarpun dia tidak akan bisa fokus dan konsentrasi.Ini berkaitan dengan cara mendidik kedisiplinan  anak.



7.Buat dia bisa konsentrasi
Ciptakan suasana yang kondusif dan tenang saat ia belajar.Jauhkan dari suasana yang gaduh dan matikan televisi.Orang tua harus rela melewatkan sinetron kesayangannya saat ia belajar, jika ingin anaknya pintar disekolah.



8.Buat ia nyaman dan menyukai belajar dengan anda sebagai orang tuanya
Beri ia kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, dengan menumbuhkan motivasi.Misalnya jika anak mendapat nilai buruk, jangan serta merta anda memarahinya.Anak bisa bosan dan takut ketika ia akan belajar dirumah dengan anda.Kasih dukungan dan arahan agar anak bisa berkembang, dengan memberinya kesempatan untuk memperbaiki atau mempelajari kesalahannya.Jika anda suka kasar dalam mendidiknya, memarahinya bisa bahaya karena anak bisa kehilangan minat dalam pendidikannya.



dengan adanya tipe-tipe ini anda sbagai orangtua bisa mencobanya kepada anaknya.  agar anak anda menjadi pintar sesuai dengan keinginan anda.




Kata Kunci Penelusuran Lainnya



10 Kesalahan Orang Tua Ketika Mendidik Anak


Halo, Selamat datang di artikel 10 Kesalahan Orang Tua Ketika Mendidik Anak. Lho kok orang tua bisa salah juga ya? Nah makanya kita simak yuk tips dan materinya.

Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja.


Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.



[1]. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak
Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut : Takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang hantu, jin dan lain-lain.



Dan yang paling parah tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.



[2]. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani.
Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong, karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka berbohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.



[3]. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-foya, Bermewah-mewah Dan Sombong.
Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.



[4]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.



[5]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.



[6]. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.



[7]. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran
Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup. Naa’udzubillah mindzalik




[8]. Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih Sayang Diluar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya.
Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas –waiyadzubillah-. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu.



[9]. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja.
Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.



[10]. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya
Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna.



Demikianlah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin kita juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus menerus mencari ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak

Nah Sekian Artikel 10 Kesalahan Orang Tua Ketika Mendidik Anak, semoga bermanfaat yaa.



Kata Kunci Pencarian Lainnya


Kunjungi Juga artikel Terkait ya.