Tampilkan postingan dengan label Teknik Industri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Industri. Tampilkan semua postingan

Ilmu Manajemen Waste dalam Teknik Industri

Jenis waste yang diamati dibagi menjadi dua yakni 7 waste yang diidentifikasi oleh Taiichi Ohno sebagai bagian dari sistem produksi Toyota dan 5 additional waste yakni jenis waste yang ditambahkan oleh referensi atau sumber lain. 7 waste meliputi overproduction, waiting, inefficient transportation, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary motion, dan defects. Sedangkan 5 additional waste meliputi underutilized people, danger, poor information, loss of materials, dan breakdown.


Produksi berlebih (overproduction).

Overproduction adalah produksi produk dengan jumlah lebih banyak dari permintaan konsumen atau melebihi jumlah yang dibutuhkan. Overproduction merupakan jenis waste yang paling parah dibandingkan yang lain, karena diperlukan tambahan usaha penanganan bahan, tempat tambahan untuk menyimpan persediaan, dan tenaga tambahan untuk memantau persediaan, dokumen tambahan, dan lain-lain. Overproduction juga bisa disebabkan oleh produksi yang dikerjakan sebelum waktunya. Jika hal ini terjadi, maka biaya material dan upah pekerja bertambah sedangkan nilai hasil kerja tidak bertambah.

Bentuk overproduction bisa berupa : 
Produksi secepat mungkin, sesegara mungkin, atau sebanyak mungkin melebihi permintaan. 
Produksi terlalu banyak, terlalu cepat (just in case). 
Produksi berlebihan yang mengganggu smooth flow of goods. 
Produksi berlebihan yang mengabaikan keinginan customer. 
Produksi yang mengarah kepada inventory yang berlebihan. 
Produksi dengan material yang berlebihan yang menyebabkan produk berlebih. 

Overproduction dapat mengakibatkan : 
Costs money 
Resource yang digunakan melebihi dari yang direncanakan. 
Menghasilkan inventory. 
Inventory/defect problems menjadi masalah tersembunyi yang sulit diidentifikasi. 
Space utilization terlihat meningkat tetapi disebabkan karena produksi yang tidak semestinya. 

Waktu tunggu (waiting)

Waiting meliputi seluruh waktu yang membuat proses produksi terhenti. Beberapa referensi menyebutkan bawah waiting waste juga terjadi pada operator yang hanya mengamati jalannya mesin otomatis. Pemborosan ini terjadi karena pekerjaan dilakukan sepenuhnya oleh mesin dan operator tidak melakukan pekerjaan apapun.

Bentuk waiting bisa berupa : 
Menunggu kedatangan material, informasi, peralatan, dan perlengkapan. 
Barang work in progress (WIP) yang tertunda untuk masuk proses selanjutnya. 
Lost machine availability. 
People wait on machinery. 



Waiting dapat mengakibatkan : 
Terjadinya bottlenecks. 
Sering terjadi stop/start production. 
Workflow continuity yang buruk. 
Menyebabkan bottlenecks. 
Lead time menjadi lama. 
Waktu pengiriman (delivery time) atau transfer terganggu. 



Transportasi berlebih (inefficient transportation)

Transportation atau transportasi merupakan pergerakan barang, baik material, work in progress (WIP), atau barang jadi yang memiliki resiko kerusakan, kehilangan, penundaan, dan lain sebagainya, serta menambah biaya tanpa memberikian nilai lebih. Transportasi pasti ada di setiap produksi, namun jika transportasi tersebut berlebihan atau tidak efisien maka harus diminimalkan.

Bentuk inefficient transportation bisa berupa : 
Aliran material yang terlalu rumit / kompleks. 
Poor close coupling. 
Wasted floor space. 
Material handling yang tidak perlu. 
Transportasi yang berpotensi merusak produk. 

Inefficient transportation dapat mengakibatkan : 
Waktu produksi meningkat (tidak efisien). 
Pemakaian resource & floorspace yang tidak efisien. 
Komunikasi buruk. 
Work in Progess (WIP) meningkat. 
Produk bisa rusak. 

Proses yang tidak sesuai (inappropriate processing)

Inappropriate processing meliputi semua aktivitas dalam proses produksi yang seharusnya tidak perlu ada. Inappropriate processing umumnya terjadi jika peralatan produksi tidak terawat, kurang siap pakai, atau kurang sempurna baik tingkat akurasi, fleksibilitas, integrasi otomatisasi dan sebagainya, sehingga operator harus mengeluarkan usaha lebih banyak.

Bentuk inappropriate processing bisa berupa : 
Proses tidak sesuai standar. 
Proses tidak efisien. 
Proses menggunakan terlalu banyak resource. 
Inappropriate processing dapat mengakibatkan : 
Pemakaian resource yang tidak efisien. 
Waktu produksi meningkat (tidak efisien). 
Hasil produk tidak sesuai spesifikasi atau formula. 
Dapat mengurangi life of product. 

Persediaan yang tidak perlu / berlebih (unnecessary inventory)

Bentuk waste ini bisa berupa persediaan material, barang work in progress (WIP), maupun barang jadi yang menambah pengeluaran dan belum menghasilkan pemasukan, baik oleh produsen maupun untuk konsumen. Ketiga jenis bentuk inventory di atas tidak diproses dengan segera hingga menghasilkan nilai tambah.

Unnecessary inventory dapat mengakibatkan : 
Menambah biaya (biaya inventori). 
Membutuhkan extra storage space. 
Membutuhkan extra resource. 
Masalah shortages & defects menjadi tersembunyi atau sulit teridentifikasi. 
Produk bisa rusak selama inventori. 
Waktu pemasaran menuju expire / kadaluarasa mejadi pendek. 

Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion)

Bentuk unnecessary motion berupa gerakan manusia / individu (operator, foreman dan orang-orang yang berhubungan langsung dengan produksi) atau peralatan yang berlebihan, tidak efektif, dan tidak memberikan nilai tambah bagi jalannya proses produksi.

Unnecessary motion dapat mengakibatkan : 
Mengganggu aliran produksi. 
Waktu produksi meningkat (tidak efisien) 
Dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. 
Lead time produksi bertambah (tidak efisien). 

Produk cacat (defects)

Defects merupakan kecacatan kualitas yang terjadi dalam proses maupun produk akhir akan menghambat pengiriman produk. Selain itu, dibutuhkan usaha dan biaya tambahan untuk penangan produk cacat seperti rework dan pembuangan. Diperlukan proses tambahan dalam usaha untuk memperoleh kembali nilai dari produk yang cacat tersebut.

Bentuk defects bisa berupa : 
Produk yang tidak lolos standar kualitas (ketidaksesuaian standar kualitas ini dapat ditemukan atau diidentifikasi langsung di area produksi, distribusi, atau saat sudah berada di tangan konsumen). 
Rework atau reproses yang berlebih. 
Desain produk atau formula yang tidak tepat. 

Defects dapat mengakibatkan : 
Adds costs. 
Mengganggu jadwal produksi. 
Pemakaian resource yang tidak semestinya (tidak efisien). 
Menimbulkan rework atau reproses (tidak efisien). 
Kepercayaan konsumen berkurang. 

Underutilized people

Underutilized people merupakan waste karena pekerja yang tidak mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya baik mental, kreativitas, ketrampilan, dan kemampuan fisik.

Bentuk underutilized people bisa berupa : 
Pekerja lamban dan tidak tangkas. 
Pekerja malas atau tidak termotivasi dalam bekerja. 
Pekerja terlalu sering membutuhkan bantuan orang lain. 
Pekerja bekerja bukan pada bidangnya atau keahliannya. 

Underutilized people dapat mengakibatkan : 
Output produksi tidak optimal. 
Produksi bisa jadi lambat. 
Lambatnya penyelesaian masalah yang berkaitan dengan produksi. 
Sering terjadi human error. 

Danger

Danger merupakan ketidakamanan (unsafe) area kerja. Danger berkaitan dengan resiko kecelakaan kerja akibat hazard. Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko bahaya dan resiko tersebut harus diminimalkan.

Bentuk danger bisa berupa : 
Kecelakaan kerja. 
Lingkungan kerja yang tidak ergonomis (misal : paparan noise tinggi, heat stress dan sabagainya). 

Danger dapat mengakibatkan : 
Menambah biaya karena harus menanggung biaya perawatan. 
Proses produksi tertunda jika terjadi kecelakaan kerja. 
Reputasi perusahaan mengenai perlindungan pekerja bisa tercoreng. 
Produktivitas pekerja berkurang karena terkena paparan noise, heat sress, vibration dan lain-lain. 

Poor information

Poor information merupakan wujud dari buruknya aliran informasi dalam proses produksi.

Bentuk poor information bisa berupa : 
Kesalahpahaman komunikasi antar pekerja. 
Perintah produksi yang tidak jelas. 

Poor information dapat mengakibatkan : 
Proses produksi yang tidak sesuai ketentuan. 
Tertundanya produksi jika terjadi misunderstanding. 
Produk yang dihasilkan tidak sesuai ketentuan jika desain engineering atau formula tidak tersampaikan dengan baik. 

Loss of materials

Loss of materials merupakan ketidaksesuain jumlah material yang digunakan dengan output produksi yang diharapkan.

Bentuk loss of materials bisa berupa : 
Penggunaan material yang tidak optimal atau banyak yang terbuang. 
Barang work in progress (WIP) yang terbuang (biasanya karena kebocoran atau penyesuaian mesin). 
Produk jadi yang hilang (bisa karena ketidakcermatan atau masalah keakuratan dalam inspeksi sehingga produk baik dianggap sebagai produk reject). 

Loss of materials dapat mengakibatkan :
Material cost membengkak (tidak sebanding dengan output).

Breakdown

Breakdown merupakan kerusakan pada mesin atau alat produksi.

Breakdown dapat mengakibatkan : 
Produksi tertunda. 
Biaya perawatan membengkak.

Sekian Artikel Ilmu Manajemen Waste dalam Teknik Industri semoga bermanfaat.

Efek Produksi berlebih (overproduction) dalam Ilmu Teknik Industri

Produksi berlebih (overproduction).

Overproduction adalah produksi produk dengan jumlah lebih banyak dari permintaan konsumen atau melebihi jumlah yang dibutuhkan. Overproduction merupakan jenis waste yang paling parah dibandingkan yang lain, karena diperlukan tambahan usaha penanganan bahan, tempat tambahan untuk menyimpan persediaan, dan tenaga tambahan untuk memantau persediaan, dokumen tambahan, dan lain-lain. Overproduction juga bisa disebabkan oleh produksi yang dikerjakan sebelum waktunya. Jika hal ini terjadi, maka biaya material dan upah pekerja bertambah sedangkan nilai hasil kerja tidak bertambah.

Bentuk overproduction bisa berupa :
  • Produksi secepat mungkin, sesegara mungkin, atau sebanyak mungkin melebihi permintaan.
  • Produksi terlalu banyak, terlalu cepat (just in case).
  • Produksi berlebihan yang mengganggu smooth flow of goods.
  • Produksi berlebihan yang mengabaikan keinginan customer.
  • Produksi yang mengarah kepada inventory yang berlebihan.
  • Produksi dengan material yang berlebihan yang menyebabkan produk berlebih.

Overproduction dapat mengakibatkan :
  • Costs money
  • Resource yang digunakan melebihi dari yang direncanakan.
  • Menghasilkan inventory.
  • Inventory/defect problems menjadi masalah tersembunyi yang sulit diidentifikasi.
  • Space utilization terlihat meningkat tetapi disebabkan karena produksi yang tidak semestinya.

Pentingnya WASTE manajemen dalam Teknik Industri?

Teknik industri tidak jauh dari hal-hal yang berupa penghematan atau efisiensi dan efektifitas dalam meng-improve sistem. Untuk itu orang yang berkecimpung di dunia teknik industri harus tahu hal-hal apa saja yang dapat mengganggu efisiensi dan efektifitas dalam sistem di industri terutama di lantai produksi. Hal-hal tersebut dinamakan waste.

Waste secara kasar dapat diartikan sebagai ‘sampah’ atau hal-hal yang tidak berguna, tidak member nilai tambah, tidak bermanfaat, dan merupakan pemborosan. Berkaitan dengan produksi, waste merupakan hal-hal yang melibatkan penggunaan material atau resource lainnya yang tidak sesuai dengan standar.

Jenis waste yang diamati dibagi menjadi dua yakni 7 waste yang diidentifikasi oleh Taiichi Ohno sebagai bagian dari sistem produksi Toyota dan 5 additional waste yakni jenis waste yang ditambahkan oleh referensi atau sumber lain. 7 waste meliputi overproduction, waiting, inefficient transportation, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary motion, dan defects. Sedangkan 5 additional waste meliputi underutilized people, danger, poor information, loss of materials, dan breakdown.

Definisi Ergonomi dalam IE

Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
 
Ergonomi mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta mempraktekkan teori, prinsip, data, dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan produktivitas pekerja dan mengurangi gangguan kesehatan kerja dan pada akhirnya bisa dilakukan penghematan dan peningkatan profit.
 
Ilmu yang termasuk dalam bidang ergonomi meliputi :
  • Fisiologi manusia kerja.
  • Ergonomi kognitif.
  • Ergonomi industri (antropometri dan desain produk & tempat kerja, ekonomi gerakan, control & display, sistem manusia-mesin dsb).
  • Ergonomi lingkungan (pencahayaan, kebisingan, getaran, suhu, dan warna di tempat kerja).
  • Perancangan sistem kerja (produktivitas manusia, time study, keseimbangan lintasan dan sistem kerja, rating & allowance, incentive, method study dsb).
  • Sistem keselamatan kerja / kesehatan dan keselamatan kerja / occupational safety and health (analisis beban kerja, biomekanika, alat pelindung diri dsb).
  • Usabilitas.
  • Dsb.

Definisi Sistem Proses Manufaktur dalam IE

Proses dan Sistem Manufaktur
 
Proses dan sistem manufaktur adalah segala proses dan sistem yang terdiri dari sekumpulan kegiatan untuk melakukan konversi bahan mentah menjadi barang jadi sesuai dengan desain produk didasarkan pada keinginan konsumen sehingga terjadi pertambahan nilai yang lebih tinggi dengan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi di mana dalam proses pengerjaannya tentu saja dilakukan secara fisik dan melibatkan berbagai peralatan atau mesin. Secara ringkas, bidang ini membahas semua elemen dalam proses ‘pembuatan’ sampai dengan suatu produk bisa ‘muncul’. Elemen itu tidak hanya terbatas pada bahan atau material tapi juga mencakup peralatan dan mesin yang digunakan, aliran informasi dan sistem komputer dalam proses manufaktur, serta metode manufaktur yang digunakan dalam ‘membuat’ produk.

Tujuan utama proses dan sistem manufaktur adalah untuk membuat barang / produk dengan mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran serta struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan tertentu.

Ilmu yang termasuk dalam bidang proses dan sistem manufaktur meliputi:
  • Pemilihan bahan dan proses manufaktur (materials forming, cutting, joining, shaping, planning, rapid prototyping dsb).
  • Sistem integrasi desain dan manufaktur.
  • Perancangan dan pengembangan produk.
  • Alat bantu dan metrologi.
  • Sistem manufaktur fleksibel.
  • Dsb.

Teknik Produksi di bidang Teknik Industri?

Teknik Produksi
 
Teknik produksi adalah suatu teknik yang menganalisis suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk melaksanakan proses produksi di lini produksi mulai dari bahan mentah diperoleh sampai barang jadi dikirim. Secara singkat teknik produksi adalah manajemen dalam melakukan alur produksi. Tujuannya adalah untuk menjamin produksi di lini berjalan dengan baik sekaligus meningkatkan efektifitas dan efisiensi di lini produksi sehingga bisa menaikan produktivitas dan menghemat biaya dan pada akhirnya bisa menaikan profit.

Bidang teknik produksi sering dicampur-campur dengan bidang teknik dan sistem manufaktur sehingga batas dari keduanya kurang begitu jelas. Ada yang menyebut teknik produksi sama dengan teknik manufaktur dan sebaliknya. Namun secara garis besar bisa disebutkan bahwa teknik produksi adalah bidang yang mengatur jalannya alur produksi (manajemen produksi) sedangkan teknik manufaktur adalah bidang yang membahas metode-metode manufaktur yang ada di dalam alur produksi tersebut.

Ilmu yang termasuk dalam bidang teknik produksi meliputi:
  • Perencanaan dan pengendalian produksi (termasuk inventori).
  • Sistem produksi (kaizen, 5S, just in time, SMED, 7 waste, jidoka, heijunka, BOS dsb).
  • Perancangan fasilitas / tata letak pabrik.
  • Manajemen logistik dan supply chain management.
  • Analisis biaya produksi.
  • Kontrol kualitas.
  • Lean manufacturing / produksi ramping.
  • Manajemen energy untuk produksi.
  • Manajemen perawatan alat atau mesin produksi.
  • Teknik kehandalan (kehandalan alat atau mesin produksi).
  • Otomasi sistem produksi.
  • Dsb.

4 Komponen dasar Teknik Industri?

Industri mempunyai empat komponen dasar yakni:
  1. Apa yang dihasilkan? produk (product).
  2. Siapa yang menghasilkan? manusia (human).
  3. Dimana menghasilkannya? di lini produksi (line).
  4. Bagaimana menghasilkannya? dengan pelaksanaan atau operasi (operation).
Oleh karena itu, pada dasarnya, ilmu teknik industri juga dapat diklasifikasikan ke dalam empat bidang utama, yaitu riset operasi, teknik produksi, proses dan sistem manufaktur, dan ergonomi. Riset operasi merupakan bidang yang berorientasi pada operasi di industri (operation centered), teknik produksi merupakan bidang yang berorientasi pada lini produksi (line centered), proses dan sistem manufaktur merupakan bidang yang berorientasi pada produk (product centered), dan ergonomi merupakan bidang yang berorientasi pada manusia (human centered). Keempat bidang tersebut tidak hanya berdiri sendiri-sendiri tetapi juga saling melengkapi dan diterapkan bersama, misalnya untuk manajemen inventori yang masuk dalam kategori produksi bisa menggunakan metode-metode riset operasi.

Riset Operasi

 
Riset operasi adalah suatu metode pengambilan keputusan yagn dikembangkan dari studi operasional militer selama Perang Dunia II. Keberhasilan-keberhasilan penelitian dari kelompok-kelompok studi militer ini telah menarik kalangan industriawan untuk membantu memberikan berbagai solusi terhadap masalah-masalah manajerial yang rumit.

Secara lengkap, riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran, faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan,s trategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambilan keputusan menentukan kebijakan dan tindakannya secara ilmiah (Operational Research Society of Great Britain).

Dewasa ini riset operasi telah medapat pengakuan sebagai mata ajaran yang penting di tingkat perguruan tinggi, sesuai perkembangan kurikulum pendidikan tinggi maka teknik-teknik pendekatan dalam mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan menjadi suatu kebutuhan penting bagi peserta didik. Materi riset operasi mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti ekonomi, manajemen produksi, manejemen operasi, transportasi, dan lain-lain.

Ilmu yang termasuk dalam bidang riset operasi meliputi:
  • Analisis atau teori keputusan.
  • Simulasi.
  • Optimalisasi.
  • Proses stokastik. 
  • Kecerdasan buatan dalam di industri. 
  • Forecasting. 
  • Data mining.
  • Dsb.

Bidang-Bidang Dalam Teknik Industri Yang Perlu di Ketahui

Beberapa referensi menyebutkan bahwa teknik industri dibagi menjadi tiga bidang yakni sistem manufaktur, manajemen industri, dan sistem industri & tekno ekonomi.
  1. Sistem manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral (i.e., manusia, mesin, material, energi, dan informasi) melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya.
  2. Manajemen industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis.
  3. Sistem industri dan tekno ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral (i.e., tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur) yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah.
Terdapat pula sistem pengklasifikasian lain dengan sudut pandang yang berbeda yang membagi Teknik Industri menjadi empat bidang. Mengapa menjadi empat bidang?

Di dunia pendidikan Indonesia, teknik industri termasuk dalam klaster teknologi industri dimana didalamnya selain teknik industri juga terdapat teknik mesin, teknik elektro, dan teknik kimia. Teknik industri sendiri merupakan pecahan dari teknik mesin sehingga banyak sekolah atau universitas yang mengintegrasikan teknik industri dan teknik mesin karena dua ilmu ini sangat berdekatan. Perbedaan dari ilmu teknik industri, teknik mesin, teknik elektro, dan teknik kimia bisa dijelaskan di bawah ini:
  • Teknik mesin : matematika + fisika = prinsip mekanik = steam engine.
  • Teknik elektro : matematika + fisika = electrical science.
  • Teknik kimia : matematika + fisika + kimia = synthetic material.
  • Teknik industri : matematika + fisika + manusia = sistem terintegrasi.
Sedangkan persamaan dari keempat ilmu tersebut adalah sama-sama mengaplikaskan ilmu matematika dan fisika sebagai ilmu dasar serta sama-sama lebih banyak diterapkan di lingkungan industri non jasa (industri manufaktur).

Definisi dan Sejarah Teknik Industri (Industrial Engineering)

Selamat datang di artikel Definisi dan Sejarah Teknik Industri (Industrial Engineering)

Menyebut Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Fredrick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal bahkan Fredrick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME). 

Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika. Scientific management inilah yang selanjutnya berkembang dengan sebutan teknik industri atau industrial engineering.

Teknik Industri adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perancangan, perbaikan dan instalasi sebuah sistem terintegrasi yang terdiri dari manusia (untuk manusia biasanya berhubungan erat dengan ergonomi, mesin, metode, alat, bahan, informasi, dan energi. Disiplin ilmu ini ditunjang oleh pengetahuan matematika, fisika, ilmu social, dan prinsip-prinsip metode analisis perancangan dan dan desain untuk membangun dan memperbaiki sistem.

Teknik industri memiliki sebutan lain seperti operations management, management science, dan systems engineering. Teknik Industri hanya berasal dari Amerika Serikat, di Eropa atau Inggris tidak dikenal Teknik Industri, tetapi mereka mengenal manufacturing engineering atau engineering management.

Sekian, Semoga Bermanfaat yaa.