Cara melakukan Methode Sampling di QC

SAMPLING


Methode Sampling
Ada dua cara mengumpulkan data :
1. Sensus yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat semua elemen yang diselidiki, jadi menyelidiki semua obyek, gejala, kejadian atau peristiwa.
Misalnya seluruh motor yang dihasilkan Pt X, atau seluruh motor yang ada di dealer. Sehingga hasil sensus menggambarkan nilai karakteristik sesungguhnya. Kumpulan seluruh elemen itu dinamakan populasi.

2. Sampling : teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati sebagian dari obyek, gejala atau peristiwa.
Sebagian individu yang diamati tersebut disebut sampel. Sehingga hasil pengamatan yang diperoleh berupa nilai karakteristik perkiraan, yaitu perkiraan tentang keadaan populasi.

Cara sensus meskipun memberikan data yang sebenarnya, dan hasil keputusan yang tepat tetapi memakan biaya, waktu, tenaga.
Cara sampling akan menghemat waktu, tenaga , biaya namun perlu diperhatikan teknik pengambilan samplingnya sehingga bisa menggambarkan keadaan sesungguhnya dari populasi (tidak bias).

Teknik Pengambilan Sampling :
A. Probability Sampling Random : pengambilan sampling yang mengikuti teori probabilitas, sehingga bisa lebih menggambarkan kondisi populasi.

Terbagi atas :
A.1. Simple Random Sampling :
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

Apabila jumlah populasi sedikit bisa dilakukan dengan cara mengundi tapi apabila jumlah populasi besar dengan menggunakan Tabel Random Number atau lebih praktis lagi lewat bantuan software online http://www.randomizer.org/form.htm

Teknik ini memiliki tingkat keacakan yang sangat tinggi, sehingga sangat efisien digunakan untuk mengukur karakter populasi yang memiliki sifat homogenitas tinggi.
Sedangkan untuk populasi yang bersifat heterogen, penggunaan teknik ini justru dapat menimbulkan bias.

Dengan software online, http://www.randomizer.org/form.htm
dengan cara mengisi sebagai berikut :

How many sets of numbers do you want to generate? Isi 1
How many numbers per set ? Isi 5
Number range (e.g., 1-50) : Isi from 1 to 50
Do you wish each number in a set to remain unique? Pilih Yes
Do you wish to sort the numbers that are generated? Pilih No
How do you wish to view your random numbers? Pilih Place Marker Off
Klik Randomize Now !


A.2. Sistematik Sampling
Yaitu dengan melakukan pengambilan sample secara sistematis berdasarkan interval yang telah ditetapkan.
Mis. untuk memilih 7 sampel dari populasi yang berisi 100, yaitu dengan menetapkan interval mis k = 15 lalu pilih secara random nilai pertama mis 10, maka nilai kedua adalah 10 + 15 = 25 dst sesuai interval sehingga sample yang didapat 10,15,40,55,70,80,95

Pada populasi dengan elemen yang terorganisir membentuk pola atau siklus, sistematik sampling justru menimbulkan bias.
Prosedur sistematik sampling adalah sebagai berikut :
1. Menyusun sampling frame yaitu daftar elemen yang akan diamati.
2. Menetapkan sampling interval (k) dengan menggunakan rumus N/n; dimana N adalah jumlah elemen dalam populasi dan n adalah jumlah sampel yang diperlukan.
3. Memilih sampel pertama (s1)secara random dari sampling frame.
4. Memilih sampel kedua (S2), yaitu S1 + k. selanjutnya, peneliti memilih sampel sampai diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menambah nilai interval (k) pada setiap sampel sebelumnya.

Sistematik Sampling & Control Chart :
Methode ini paling efektif digunakan untuk troubleshooting dan biasanya digunakan untuk membentuk subgroups dari sebuah control chart.
Sering disebut juga sebagai Consecutive Sampling

A.3. Stratifikasi Sampling :
Yaitu dengan melakukan stratifikasi populasi kedalam sub populasi atau strata yang mempunyai pembobotan (%) yang sama.
Misal survey untuk 100 orang pembaca tabloid “x”, maka apabila diketahui 100 orang pembaca tersebut terdiri atas 60 orang pria & 40 wanita maka apabila sample diambil untuk 10 orang maka sample terdiri atas 6 pria & 4 wanita.

A.4. Cluster Sampling (Sampel Random Berkelompok) yaitu dengan membagi populasi sebagai cluster-cluster kecil, lalu pengamatan dilakukan pada sampel cluster yang dipilih secara random.

Methode ini biasanya digunakan pada survey yang menggunaan peta area (geografi), misalnya survey perumahan di perkotaan. Area kota dibagi kedalam blok-blok, kemudian secara random dipilih blok-blok sebagai sampel pengamatan.

Quick Count biasanya menggunakan perpaduan Cluster & Stratifikasi Sampling dalam methodenya

Cluster sampling ini digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis tersebar luas.

Keuntungan penggunaan teknik ini adalah menjadikan proses sampling lebih murah dan cepat daripada jika digunakan teknik simple random sampling. Akan tetapi, hasil dari cluster sampling ini pada umumnya kurang akurat dibandingkan simple random sampling

B. Non Probability Sampling
Perbedaan antara nonprobability dan probability sampling adalah bahwa nonprobability sampling memilih unit sampel secara tidak acak.

Hal ini berarti nonprobability sampling tidak bergantung pada teori probabilitas.
Dengan nonprobability sampling, kemungkinan besar tidak bisa mewakili sifat populasi secara baik.

Secara umum peneliti pada umumnya memakai methode probability dibanding non probability.

Namun demikian dalam riset sosial terdapat beberapa kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan secara praktek atau secara teoritis untuk melakukan random sampling.
Oleh karena itu kemudian perlu digunakan alternatif metoda nonprobability seperti survey, jajak pendapat maupun opini.

Terdiri :
B.1. Accidental Sampling, apabila pengamatan sampel yang dilakukan tanpa sengaja, tanpa perencanaan terlebih dulu. Jumlah sample yang diambil seadanya saja, sehingga kesimpulan yang diambil bersifat kasar dan sementara.
Misalnya penelitian pemakaian merk kendaraan di Yogyakarta berdasarkan samel mobil yang diparkir di Malioboro, didapatkan kesimpulan 70 % memakai Toyota.
Purposive Sampling

B.2. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai maksud tertentu. Informasi yang mendahului keadaan populasi sudah diketahui benar dan tidak perlu diragukan lagi (misal dari sensus ekonomi) dan pengamatan dilakukan hanya pada daerah tertentu “key area” misal daerah industri dengan tujuan mengetahui “key area” tersebut saja.
Purposive Sampling sering juga disebut Judgement Sampling, karena diasarkan pada pertimbangan pakar. Misalnya untuk masalah peningkatan ekonomi dengan mengambil pendapat pakar ekonomi dsb

B.3. Convenience Sampling : apabila pengambilan sample berdasarkan kesukaan / suka-suka / seenaknya menurut si peneliti. Misalnya dengan mengambil pengunjung yang baru keluar dari seminar, orang terdekat dsb

B.4. Snowball (bola salju) sampling ; apabila pengamatan sample didapat dari sejumlah responden yang kemudian mereka mengajak temannya untuk dijadikan sample dst sehingga jumlah sample semakin membesar seperti bola salju yang menggelinding. Misalnya sample pengamatan mengenai penolakan terhadap pasangan capres/cawapres tertentu “Say No To …” lewat media face book.

B.5. Kuota Sampling ; terjadi pada sampling stratifikasi bedanya disini sample pengamatan menetapkan kuota tertentu sejumlah yang diinginkan.Jika kuota telah telah ditentukan mulailah dilakukan penyelidikan, tentang siapa yang akan dijadikan responden, terserah tim pengumpul data.
Misalnya ; Untuk keperluan responden penghuni suatu apartemen ditetapkan kuota sebagai berikut :
15 orang warga negara asing
10 orang wni keturunan asing
30 orng wni asli
Apabila sudah memenuhi kuota, tak peduli apakah subyek yang diambil mewakili populasi atau tidak, bukan menjadi persoalan.


Sampling Penerimaan :
Sampling Penerimaan (Acceptance Sampling) adalah sampling yang digunakan untuk menentukan apakah suatu lot bisa diterima atau tidak, berdasarkan AQL (Acceptance Quality Level / Tingkat Penerimaan Kualitas).

Awalnya secara resmi dipakai di US Army melalui prosedur MIL-STD-105 D namun sudah pula dipakai secara luas didunia, dan bisa dipakai untuk data variabel maupun atribut.

Tiga pendekatan dalam memutuskan lot :
1.Menerima lot tanpa pemeriksaan ; digunakan apabila proses produksi supplier sangat baik, produk cacat hampir tidak ditemukan.
2.Pemeriksaan 100 % ; digunakan apabila proses produksi supplier tidak cukup memenuhi spesifikasi atau merupakan “kritikal part” dan apabila meloloskannya akan mengakibatkan biaya yang sangat besar.

3.Sampling penerimaan digunakan apabila :
a. Pengujian bersifat merusak.
b. Biaya dan waktu pemeriksaan 100 % sangat tinggi.
c. Adanya keperluan untuk pemantauan kualitas supplier.

Keunggulan Sampling Penerimaan :
a. Lebih murah dan cepat.
b. Resiko kerusakan part berkurang.
c. Manpower lebih sedikit.
d. Mengurangi kesalahan pemeriksaan.
e. Memberikan motivasi ke supplier untuk perbaikan proses secara menyeluruh.

Kerugian Sampling Penerimaan :
a. Beresiko menerima lot yang jelek dan menolak lot yang baik.
b. Informasi dari part / proses yang didapat lebih sedikit.
c. Memerlukan perencanaan dan dokumentasi tentang prosedur sampling penerimaan yang akan dijalankan.
Previous
Next Post »