gaktahu - Masih gaktahu? Cara Menjadi Seorang General Manager? Kegagalan perusahaan kerap terjadi bukan disebabkan oleh produk yang kurang baik atau pasar yang tidak berkembang, tetapi karena ketidakmampuan seorang General Manager menjalankan fungsinya. Tanpa mengurangi peranan kondisi lingkungan sebagai faktor-faktor yang ikut menentukan, sejumlah prasyarat ini harus dipenuhi bila Anda ingin masuk dalam jajaran pada GM terbaik.
Dalam setiap penulisan textbook atau praktek manajemen selalu dinyatakan bahwa General Manager (boleh kita sebut Dirut, Presdir, dan seterusnya) adalah seorang strategist, pemimpin, motivator, pemecah problem, sumber sikap optimistis, dan penggerak sumberdaya.
Sebagai motivator dan penentu strategi, GM merekam situasi umum lingkungannya, tidak terbatas pada aspek bisnis ekonomi tetapi juga gejala politik, kemudian memilah-milahnya ke dalam bentuk analisa untuk mencari peluang-peluang baru, atau paling tidak untuk pengembangan usaha yang sudah ada. Ia menentukan sumberdaya yang diperlukan untuk menggolkan kesempatan bisnis tadi, menggariskan kebijaksanaan jangka panjang/pendek, menetapkan rencana, program, sampai mewujudkan peluang menjadi proyek yang konkret.
Sebagai penggerak sumberdaya dan pemecah persoalan seorang GM harus memiliki naluri kuat — selain faktor-faktor yang bjsa kelihatan. Untuk menempatkan stafnya pada posisi yang tepat dan tahu menggunakan mereka, mahir atau sekurangnya menguasai cara pengelolaan unsur-unsur “M” lainnya: money, machines, materials
Yang seringkali menjadi sumber perdebatan, apakah seorang manajer puncak hanya terbatas fungsinya untuk menekuni pross pengambilan keputusan tentang hal-hal yang besar saja? Ada aksioma mengatakan bahwa semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang, semakin ia mengesampingkan keterlibatannya pada masalah teknis dan administratif, dan tinggal berkonsentrasi penuh pada masalah yang konseptual. Teori itu ada benarnya. Tetapi justru seringkali teori itu menyesatkan. General Manager harus serba tahu.
Jangan hanya bergantung pada laporan para manajer. Seorang GM harus mengetahui secara pasti bagaimana me-manage urusan pemasaran operasi, keuangan, produksi, personalia, sistem informasi perusahaan. Dengan mengetahui semua lapisan itu (tidak perlu terlalu detail), seorang GM memahami lapocan mana yang benar, salah, palsu, atau yang mengada-ada.
Sebagai pemimpin dan motivator, GM merumuskan misi perusahaan, mengingatkannya secara berkala kepada bawahan, menetapkan nilai-nilai etika organisasi yang berpengaruh pada pencapaian misi, dan menciptakan mitos kerja yang menunjang. la bisa mengungkit peran-serta setiap anggota organisasi perusa-haan ;dan meyakinkan mereka bahwa ada konkurensi antara ambisi mereka sebagai individu (menaikkan taraf hidup) dengan tujuan perusahaan.
Maksudnya, tingkat perkembangan kesejahteraan perorangan tergantung pada berapa besarnya keuntungan perusahaan.
Seorang manajer yang baik bisa menularkan inspirasi kepada kelompok karyawan untuk bekerja secara antusias, menggelitik inisiatif dan kreativitas mereka, sekaligus bisa menimbulkan rasa kebutuhan untuk mengembangkan bakat yang berguna untuk kemajuan perusahaan dan pribadi.
Tidak bisa ditawar-tawar, seorang GM musti dibekali ketrampilan intelektual dalam berpikir dan bersikap. Anda lolos GMIT (general manger intellectual test), itu baru awal dari 10 anak tangga praktek yang masih harus dilangkahi. Anda harus memiliki kemampuan analitis yang tajam untuk bisa mampu membuat keputusan paling tepat berdasarkan informasi-informasi yang manipulatif sekalipun; meletakkan permasalahan pada skala prioritas mana yang lebih mendesak untuk segera diselesaikan.
Dan ukuran seorang GM yang bonafide, bila ia bisa memecahkan persoalan sekaligus membuatkan beberapa alternatif terhadap pemecahan persoalan itu, dan secara berbarengan mampu pula memanfaatkan peluang bisnis dengan menerapkan strategi sampai pada cara-cara penerapannya. Ia tahu apa konsekuensi akhir dari kedua tindakannya itu.
Namanya saja General Manager maka darinya dituntut agar bisa bertindak sebagai generalis. la hams memiliki ketrampilan memandang jauh ke muka(synthetic skills) rnemadukan berbagai gagasan, menyatukan segala perbedaan, menerjemahkan suatu konsep rumit sehingga implementable, dapat dilaksanakan. Pendeknya, berpikir kreatif
Interpersonal Skills. Tidak jarang, kegagalan seorang manajer terletak pada kurang mampunya ia menjadi seorang pendengar, Di samping harus memiliki kepandaian menerangkan, memberi instruksi, membangkitkan semangat, merasuk motivasi secara kuat, negosiator ulung, pereda konflik, membentuk team kerja yang tangguh, GM hams menjadi seorang pendengar yang sabar.
Masa sekarang yang diwarnai dengan perkembangan teknologi, R&D, dan pasar yang melaju dengan tempo yang tinggi, seorang GM dipaksa melengkapi dirinya dengan wawasan pengetahuan yang luas; pintar mengantisipasi berbagai perkembangan yang semakin terlihat karena ekspansi struktur organisasi, perusahaan yang diakibatkan oleh penambahan jenis-jenis produk dan jasa.
Anda haruslah seorang “ekonom” dengan bobot yang relatif, tapi juga mengetahui garis besar akuntansi (setidak-tidaknya memahami neraca), matematika, ilmu komputer (tuntutan ekstra belakangan ini), dan tahu secara tepat bidang pemasaran, keuangan dan produksi - tiga fungsi pokok manajemen, Akrab dengan istilah dan prinsip-prinsip yang digunakan para manajer di semua lini.
Pada akhirnya, untuk melengkapi seperangkat fungsi dan kewajiban yang bisa dijalankan seorang GM, satu hal yang tidak boleh diabaikan ialah keberanian mengambil risiko yang diliputi rasa tanggung jawab, baik terhadap pemegang saham maupun lingkungan kerja dan masyarakat.
Coba mengintrospeksi apa-apa yang sudah berhasil dicapai selama setahun ini dan apa saja yang gagal diraih. Kalau tak ada masalah dengan produk perusahaan, ketidakberhasilan itu bisa dipastikan adalah ekor kegagalan Anda memerankan fungsi sebagai General Manager.
Sekian ulasan mengenai Cara Menjadi Seorang General Manager yang bisa kami sampaikan. Semoga menjadi referensi yang berguna bagi anda.